Agar Disukai Milenial dan Generasi Z, Gubernur Jabar Usul Mangle Hadir Versi Digital
By Abdi Satria
nusakini.com-Bandung-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong Mangle, majalah mingguan berbahasa Sunda tertua di Indonesia, untuk hadir dalam bentuk digital.
Adaptasi ke bentuk digital ini untuk menarik minat baca kaum milenial dan generasi Z sehingga dapat menjadi referensi utama dalam mengenal dunia sastra Sunda.
"Bagaimana caranya budaya Sunda bisa jadi referensi oleh generasi milenial dan generasi Z. Jadi usulan saya majalah Mangle ada versi digitalnya," kata Ridwan Kamil usai meresmikan kantor baru Mangle di Jalan Pangkur No 20, Turangga, Kota Bandung, Kamis (25/4).
Dengan bentuk digital, kata Emil, majalah berbahasa daerah tertua di Indonesia ini dapat dibaca oleh kaum milenial dan generasi Z melalui telepon pintar dan gawai lainnya.
Selain itu, hadirnya Mangle versi digital juga untuk mendongrak budaya literasi masyarakat yang saat ini masih rendah. Terlebih yang dibacanya adalah ragam budaya Sunda yang secara tidak langsung berarti melestarikan budaya.
"Indeks membaca kita masih rendah karena itu Mangle harus populer di milenial dan generasi Z, dan penting juga untuk pengajaran Bahasa Sunda dan pelestarian budaya," ujar Gubernur yang akrab disapa Emil.
Untuk membantu Mangle tetap bertahan di tengah persaingan media yang semakin ketat, Emil akan mengeluarkan instruksi agar semua pemerintah kota/kabupaten termasuk dinas-dinasnya untuk berlangganan majalah ini. Pemprov Jabar melalui Dinas Pendidikan pun akan mengusahakan agar majalah ini bisa sampai ke SMA dan SMK.
"Saya sudah mewajibkan ke sekolah untuk langganan Mangle juga ke para kepala daerah dan dinas-dinas agar Mangle terus bertahan," ujarnya.
Kantor redaksi Mangle sempat beberapa kali pindah sebelum akhirnya menetap di Jalan Pangkur kawasan Turangga. Pada peresmian kantor tersebut hadir para budayawan, seniman, tokoh Sunda hingga akademisi.
"Atas nama Pemprov Jabar saya ikut berbahagia meresmikan kantor baru Mangle. Semoga budaya Sunda melalui majalah Mangle bisa lebih lestari," kata Emil.
Mangle berdiri tahun 1957 di Bogor. Dikatakan pemimpin umum Mangle Uu Rukmana, ada dua majalah berbahasa daerah yang berusia tua di Indonesia, yaitu Mangle dan Joyoboyo di Jawa Timur.
"Mangle adalah majalah berbahasa sunda tertua di Indonesia, hanya ada dua majalah yang diberi penghargaan oleh Presiden yaitu Mangle dan majalah Joyoboyo dari Jawa Timur. Tapi Joyoboyo usianya baru 40 tahun, Mangle sudah 62 tahun," ucap Uu.
Dalam perjalanannya hingga puluhan tahun Mangle mengalami pasang surut. Uu menceritakan,Mangle pernah menjual oplah hingga puluhan ribu eksemplar dan menurun menjadi 3,000 eksemplar. Ia meyakini, Mangle akan bisa bertahan hingga usia seratus tahun karena banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
"Mangle tidak akan hilang walaupun zaman berubah karena harta budaya sunda yang paling berharga adalah bahasa, hilang bahasanya maka hilang pula bangsanya," tuturnya.
Tak hanya ruangan untuk redaksional, kantor baru Mangle juga cukup luas untuk dipakai latihan pencak silat, jaipongan, gamelan, dan tembang.
"Ini bukan hanya sekadar kantor redaksi masih ada ruang cukup luas akan digunakan untuk latihan pencak silat, jaipong, gamelan, tembang. Jadi kantor ini akan digunakan untuk juga menghidupkan seni budaya sunda," ujar Uu.(p/ab)